- See more at: http://www.orbitdigital.net/article/sejarah-kartun#sthash.IM0L8NLL.dpuf
Sejarah Kartun
Anisa Widiarini | August 16, 2013 - 2:15pm |
Sosio
Sahabat
Orbit, siapa sih yang nggak suka nonton film kartun. Hmm, Orbit saja
suka baget lho. Tapi, apakah kalian tahu bagaimana sih awal mula
keberadaaan kartun? Simak artikel berikut ini yuk.
Kata 'kartun' atau Cartoon sebetulnya
semula digunakan oleh para pelukis di Zaman Renaissance. Di Italia. Pada
Zaman sekarang pun kata ini masih sering digunakan lho.
Apa yang dimaksud dengan kata ini
sesungguhnya adalah sketsa pertama dalam ukuran sebenarnya dari suatu
karya seni yang diekspresikan pada permukaan yang luas, seperti lukisan
dinding, permadani, atau jendela kaca hias.
Ketika surat kabar dan majalah mulai
menggunakan gambar-gambar sebagai ilustrasi berita dan hiburan, gambar
semacam itu juga ternyata kemudian disebut sebagai kartun.
Istilah kartun memang pertama kali muncul
ketika komik strip sedang digemari. Tahun 1930-1940 adalah masa
popularitas buku-buku komik, sedangkan tahun 1935 sampai 1945 (pasca
perang dunia II) merupakan masa popularitas komik-komik humor. Komik
Yellow Kid ciptaan Richard Felton Outcault pada tahun 1895 diakui
sebagai buku komik pertama.
Bapak kartun modern adalah seniman yang
berasal dari Perancis, Honore Daumier (1830-1870). Beliau mengkartunkan
para pemimpin perancis untuk koran dan majalah Perancis, bahkan sempat
dipenjara pada tahun 1832 karena mengkarikatur Raja Louis Philippe.
Tahun 1843 merupakan masa di mana
kehadiran kartun mulai diperhitungkan keberadaannya, pada tahun tersebut
diadakan sebuah pameran besar dan kompetisi kartun yang digagas oleh
Pangeran Albert, suami Ratu Victoria dari Inggris.
Seiring dengan kemajuan jaman para
kartunis mengadakan inovasi terhadap kartun, yang kemudian memunculkan
film kartun. Awal munculnya film kartun sebagai gambar kartun yang
bergerak dipelopori oleh gambar kartun dengan bentuk kuda yang merupakan
hasil olahan dari foto yang di buat oleh Edward Muybridge pada abad
ke-19.
Gambar yang sederhana berada di antara
komik strip dan awal film animasi. ‘Kartun’ merujuk pada animasi, dimana
istilah ini menjadi sesuatu yang umum pada perkembangan selanjutnya.
Film kartun dapat di saksikan pada layar
televisi atau di bioskop dan dibuat dengan menampilkan gambar ilustrasi
yang dibuat seakan-akan bisa bergerak. Kata kartun (cartoon) biasanya
dipersingkat.
Teknis masa lalu dalam menerbitkan kartun
(sebelum berkembangnya cetak dan separasi warna) adalah dengan cara
manual dimana kartunis langsung menggambar di atas blok kotak kayu,
setelah gambarnya pasti bisa dengan pensil atau pena, pengukir lantas
mengukirnya sesuai garis coretan.
Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih
24 jam. Semakin berkembangnya teknik cetak proses pembuatan kartun
menjadi lebih efektif dan efisien terlebih lagi setelah berkembangnya
teknik digital.
Menjadi toon, hal ini dipopulerkan dengan
film yang dibintangi oleh Rogger Rabbit. Film kartun kebanyakan menjadi
program konsumsi anak-anak yang memuat cerita fabel, manusia super,
petualangan dan jenis tema film kartun yang lain.
- See more at: http://www.orbitdigital.net/article/sejarah-kartun#sthash.IM0L8NLL.dpuf
sejarah film kartun
Sejarah Film Kartun
Bagi penggemar film kartun kira-kira sudah tahu belum bagaimana sejarah film kartun?
Sebelum film kartun dikenal, yang ada hanyalah kartun. Kata kartun
berasal dari bahasa Inggris cartoon atau dalam bahasa Italia,cartone
yang berarti kertas tebal. Awalnya kartun mengacu pada pengertian gambar
rencana, dalam seni murni kartun merupakan gambaran kasar atau sketsa
awal dalam kanvas besar atau pada hiasan dinding pada bangunan
arsitektural seperti mozaik, kaca dan fresco (Marianto dalam Indarto,
1999:13). Bukti arkeoleogis telah menemukan gambar kartun atau karikatur
sudah ditemukan pada dinding-dinding dan jambangan bunga pada jaman
Mesir kuno dan Yunani Kuno (Intisari, Januari 1992).
Masa Renaissance yakni pada abad ke-16, , Michaelangelo buo narotti
memakai kartun dalam mengerjakan karyafresco tentang kisah penciptaan
manusia yang sangat terkenal dan sampai sekarang dapat dilihat di Kapel
Sistine. (Marianto dalam Indarto, 1999:13). Leonardo da Vinci dalam
karyanya yang berjudul The Virgin and Child with St. Anne and St. John
the Baptist, adalah sebuah kartun yang dibuat oleh Leonardo da Vinci
dalam makna yang asli. Sebuah kartun dengan ukuran penuh yang digambar
di atas kertas sebagai studi untuk proses lebih lanjut sebauh karya
seni, seperti lukisan atau permadani. Koleksi kartun kelas dunia karya
Peter Paul Rubens untuk sebuah permadani yang besar sebuah koleksi dari
John and Mable Ringling dapat disaksikan dalam Museum of Art di
Sarasota, Florida(
http://en.wikipedia.org/wiki/Editorial_cartoon).
Bapak kartun modern adalah seniman yang berasal dari Perancis, Honore
Daumier (1830-1870). Beliau mengkartunkan para pemimpin perancis untuk
koran dan majalah Perancis, bahkan sempat dipenjara pada tahun 1832
karena mengkarikatur Raja Louis Philippe (Intisari, Januari 1992).
Tahun 1843 merupakan masa di mana kehadiran kartun mulai
diperhitungkan keberadaannya, pada tahun tersebut diadakan sebuah
pameran besar dan kompetisi kartun yang digagas oleh Pangeran Albert,
suami Ratu Victoria dari Inggris.
Kartun yang berjudul Substance and Shadow karya John Leech merupakan
sindiran yang disiapkan untuk pembangunan fresco di New Palace of
Westminster (1843), dan kemudian dibuat pengertian modern dari kata
“kartun” dalam media cetak modern, ilustrasi kartun biasanya bertujuan
humor. Fresco sendiri adalah seni menggambar di kaca dengan warna-warna
yang indah dan mengilustrasikan suatu legenda atau mitos pada masyarakat
Eropa. Konsep ini mulai dipakai dari tahun 1843 ketika majalahPunch
menerapkan istilah untuk gambar sindiran dalam salah satu halamannya,
terutama sketsa yang dibuat oleh John Leech. Awal parodi sebuah kartun
dilihat padafresco bersejarah di new palace of Westminster. Judul asli
untuk gambar yang dibuat oleh tukang pensil (ilustrator) majalahPunch
dan judul baru “cartoon” dimaksudkan untuk sesuatu yang bersifat ironis,
dengan referensi pada sikap memperkaya diri dari para politisi barat.
Tahun 1900 kartunis editorial, Sir David Law dari Selandia Baru
membuat karakter pada diri “Kolonel Blimp”, yakni sosok militer tua yang
reaksioner. Low memulai karier sebagai kartunis pada tahun 1914 dan
pada tahun 1919, ia pindah ke Inggris. Terkait dengan perkembangan
kartun secara kronologis, tahun 1930-1940 adalah masa popularitas
buku-buku komik, sedangkan tahun 1935 sampai 1945 (pasca perang dunia
II) merupakan masa popularitas komik-komik humor.
Teknis masa lalu dalam menerbitkan kartun (sebelum berkembangnya
cetak dan separasi warna) adalah dengan cara manual dimana kartunis
langsung menggambar di atas blok kotak kayu4, setelah gambarnya pasti
bisa dengan pensil atau pena, pengukir lantas mengukirnya sesuai garis
coretan. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam. Semakin
berkembangnya teknik cetak proses pembuatan kartun menjadi lebih efektif
dan efisien terlebih lagi setelah berkembangnya teknik digital.
Seiring dengan kemajuan jaman para kartunis mengadakan inovasi
terhadap kartun, yang kemudian memunculkan film kartun. Awal munculnya
film kartun sebagai gambar kartun yang bergerak dipelopori oleh gambar
kartun dengan bentuk kuda yang merupakan hasil olahan dari foto yang di
buat oleh Edweard Muybridge pada abad ke-19. Gambar yang sederhana
berada di antara komik strip dan awal film animasi. ‘Kartun’ merujuk
pada animasi, dimana istilah ini menjadi sesuatu yang umum pada
perkembangan selanjutnya.
Film kartun dapat di saksikan pada layar televisi atau di bioskop dan
dibuat dengan menampilkan gambar ilustrasi yang dibuat seakan-akan bisa
bergerak. Kata kartun (cartoon) biasanya dipersingkat menjadi toon, hal
ini dipopulerkan dengan film yang dibintangi oleh Rogger Rabbit. Film
kartun kebanyakan menjadi program konsumsi anak-anak yang memuat cerita
fabel , manusia super, petualangan dan jenis tema film kartun yang lain.